Lanjut ke konten

Menelusuri Jejak Peninggalan Kolonial di Surabaya

Juli 11, 2025
peninggalan kolonial di Surabaya

Peninggalan kolonial di Surabaya menyimpan sejarah panjang yang memengaruhi wajah kota hingga kini. Dari arsitektur klasik hingga sistem transportasi tua, kota ini menjadi saksi bisu era kolonialisme. Selain itu, bangunan-bangunan tua itu kini punya nilai budaya yang signifikan.

Keberadaan bangunan peninggalan Belanda masih tersebar di berbagai sudut kota. Di sisi lain, struktur ini tak hanya memperlihatkan gaya arsitektur khas Eropa, tetapi juga mencerminkan strategi kolonial masa lalu. Oleh karena itu, warisan ini penting untuk di lestarikan.

Banyak wisatawan datang untuk menikmati suasana tempo dulu yang masih terjaga. Meskipun begitu, tak semua bangunan dirawat secara maksimal. Namun, beberapa titik seperti Kota Lama dan Jalan Rajawali tetap menjadi primadona tur sejarah lokal maupun asing.

Pemerintah kota turut mengembangkan kawasan warisan kolonial sebagai destinasi wisata sejarah. Dengan demikian, pelestarian bangunan kolonial di Surabaya menjadi upaya kolektif antara pemerintah dan masyarakat dalam menjaga identitas sejarah kota.

Bangunan Ikonik Warisan Kolonial Belanda

Gedung Internatio adalah salah satu peninggalan kolonial di Surabaya yang masih berdiri kokoh. Terletak di kawasan Jembatan Merah, bangunan ini dulunya pusat perdagangan besar pada masa kolonial. Kini, gedung tersebut menjadi simbol era kolonial yang monumental.

Selain Gedung Internatio, Hotel Majapahit juga menyimpan nilai historis yang tinggi. Hotel ini pernah menjadi saksi perobekan bendera Belanda oleh pemuda Surabaya. Akhirnya, bangunan ini dijaga ketat sebagai situs perjuangan dan simbol nasionalisme lokal.

Jalan Rajawali, dahulu dikenal sebagai Handelsstraat, menampilkan deretan ruko klasik bergaya Eropa. Meskipun ada renovasi, sebagian besar bangunan masih mempertahankan fasad aslinya. Dengan demikian, atmosfer kolonial tetap terasa di sepanjang jalur ini.

Surabaya juga memiliki Kantor Pos Kebonrojo yang dibangun pada abad ke-19. Bangunan ini memperlihatkan desain simetris khas Belanda, lengkap dengan jendela lengkung dan pilar tinggi. Di sisi lain, fungsi bangunan terus di pertahankan hingga kini.

Jembatan Merah menjadi landmark paling ikonik dari peninggalan kolonial di Surabaya. Selain menjadi lokasi pertempuran hebat, jembatan ini juga menyimpan cerita hubungan ekonomi kolonial Belanda dengan dunia Timur. Kini, jembatan tersebut terus di rawat.

Baca juga  Sejarah Candi Pawon: Misteri Arsitektur dan Fungsinya

Fungsi Sosial Budaya Peninggalan Kolonial

Peninggalan kolonial di Surabaya kini memiliki peran penting dalam bidang sosial budaya. Banyak gedung tua di fungsikan sebagai museum, galeri seni, atau ruang pertunjukan. Oleh karena itu, warisan ini turut mendukung geliat kebudayaan lokal yang beragam.

Beberapa sekolah tua di Surabaya juga masih beroperasi dan tetap memakai bangunan kolonial. Misalnya, SMA Negeri 1 Surabaya yang berada di gedung peninggalan Belanda. Padahal, usia bangunan sudah mencapai ratusan tahun, namun tetap difungsikan optimal.

Masjid Muhammad Cheng Hoo dibangun di kawasan kolonial dengan gaya modern oriental. Namun, kehadirannya memperlihatkan akulturasi budaya antara masa lalu dan kini. Dengan demikian, harmoni budaya semakin nyata di kawasan tersebut.

Pertunjukan musik dan festival sejarah juga sering di gelar di kawasan Kota Tua. Event tersebut mempertemukan komunitas seni, pelajar, hingga turis. Akhirnya, keberadaan bangunan tua ini bukan sekadar peninggalan, tetapi ruang hidup sosial yang dinamis.

Kehidupan masyarakat sekitar bangunan kolonial juga menunjukkan keterikatan kuat terhadap warisan tersebut. Mereka aktif menjaga kebersihan, memandu wisatawan, dan merawat struktur bangunan. Dengan demikian, muncul rasa memiliki terhadap sejarah kota.

Peran Pemerintah dalam Pelestarian Warisan

Pemerintah Surabaya memiliki program revitalisasi kawasan kolonial. Selain mempercantik tampilan visual bangunan, program ini juga mengatur tata ruang agar mendukung wisata sejarah. Langkah ini mencerminkan keseriusan menjaga identitas kota tua.

Regulasi cagar budaya di berlakukan agar tidak ada bangunan tua yang di bongkar sembarangan. Dengan perlindungan hukum, peninggalan kolonial di Surabaya lebih aman dari ancaman perusakan. Oleh karena itu, aturan ini di nilai penting oleh banyak pihak.

Pemkot juga menggandeng pihak swasta untuk merevitalisasi kawasan heritage. Di sisi lain, kerja sama ini memudahkan pendanaan restorasi bangunan yang rusak. Meskipun begitu, pengawasan tetap di lakukan agar nilai sejarah tetap terjaga utuh.

Baca juga  Sejarah Makam Raja Sidabutar : Warisan Budaya Batak Abadi

Kegiatan edukatif seperti tur sejarah dan seminar sering di adakan oleh dinas kebudayaan. Program ini melibatkan pelajar, mahasiswa, hingga komunitas sejarah. Selanjutnya, di harapkan generasi muda ikut berperan dalam pelestarian warisan kota.

Penempatan signage dan QR code pada bangunan tua juga di lakukan. Dengan demikian, pengunjung bisa mengakses informasi sejarah secara mandiri. Inovasi ini membuat pengalaman wisata sejarah menjadi lebih interaktif dan edukatif.

Jejak Sejarah yang Menjadi Daya Tarik Wisata

Kawasan Kota Lama menjadi destinasi favorit bagi pecinta sejarah dan fotografi. Jalan sempit berbatu, gedung tua, dan suasana kolonial memberi daya tarik tersendiri. Oleh karena itu, area ini terus di promosikan sebagai kawasan heritage utama kota.

Taman Sejarah yang berada di kompleks Balai Kota memuat koleksi foto dan artefak kolonial. Di sisi lain, pengunjung dapat menikmati ruang publik dengan nuansa historis. Kehadiran taman ini menjadi ruang edukasi yang menarik bagi semua kalangan.

Kapal uap peninggalan zaman kolonial juga menjadi koleksi menarik di Museum House of Sampoerna. Selain itu, pengunjung dapat melihat bagaimana logistik kolonial berperan dalam pembangunan pelabuhan. Akhirnya, koleksi tersebut menambah wawasan sejarah lokal.

Berbagai kafe dan restoran bergaya retro bermunculan di sekitar kawasan kolonial. Pengunjung dapat menikmati sajian kuliner sambil menikmati arsitektur lama. Dengan konsep tersebut, sektor ekonomi kreatif tumbuh selaras dengan pelestarian sejarah.

Komunitas pemandu wisata lokal memegang peran penting dalam menjelaskan narasi sejarah secara kontekstual. Padahal sebelumnya, narasi peninggalan kolonial di Surabaya kurang terpublikasi. Namun kini, lewat mereka, cerita sejarah menjadi lebih hidup.

Rekomendasi Lokasi dan Aktivitas Sejarah

Disarankan untuk memulai perjalanan dari Museum Surabaya di Gedung Siola. Di tempat ini, pengunjung dapat melihat arsip foto, dokumen kolonial, dan benda peninggalan lainnya. Selain itu, letaknya yang strategis memudahkan akses ke kawasan heritage lain.

Baca juga  Batu Gantung Samosir : Legenda dan Pesona Alam yang Unik

Selanjutnya, kunjungi Jembatan Merah untuk mengenal sejarah pertempuran 10 November. Anda bisa berjalan kaki sambil menyimak papan informasi yang tersedia. Dengan penataan pedestrian yang nyaman, lokasi ini ideal bagi wisatawan sejarah pemula.

Jangan lewatkan kawasan Kembang Jepun yang kini di revitalisasi menjadi Chinatown. Meskipun memiliki nuansa Tionghoa, kawasan ini tetap menyimpan bangunan kolonial. Sebaliknya, akulturasi budaya di tempat ini justru menjadi daya tarik utama.

Terakhir, cobalah naik Surabaya Heritage Track dari House of Sampoerna. Dengan bus klasik ini, Anda akan di ajak berkeliling kota sembari mendapat penjelasan sejarah. Akhirnya, pengalaman ini sangat cocok bagi keluarga dan pelajar.

Mengapa Warisan Ini Layak Di Pertahankan

Peninggalan kolonial bukan sekadar simbol masa lalu, tetapi juga bagian dari identitas kota. Selain nilai sejarah, bangunan-bangunan ini memberi warna arsitektur yang khas. Dengan demikian, keberadaannya harus terus di jaga dan di rawat bersama.

Peninggalan sejarah juga memberikan peluang ekonomi melalui pariwisata. Padahal sebelumnya, banyak bangunan tua di anggap tidak produktif. Namun kini, potensi itu berhasil di olah secara kreatif dan berkelanjutan oleh komunitas serta pemerintah.

Dengan mempertahankan warisan kolonial, Surabaya menunjukkan kepedulian terhadap akar sejarahnya. Di sisi lain, ini menjadi teladan bagi kota lain untuk tidak melupakan masa lalu. Akhirnya, pelestarian ini bukan hanya soal bangunan, tetapi juga ingatan kolektif.

Generasi muda perlu terus di dorong untuk memahami pentingnya sejarah. Edukasi melalui kegiatan langsung di kawasan heritage menjadi langkah efektif. Oleh karena itu, kolaborasi lintas sektor di nilai penting untuk memastikan keberlanjutan pelestarian.

Surabaya menawarkan pelajaran berharga lewat jejak-jejak kolonial yang masih berdiri hingga kini. Meskipun berasal dari masa lalu, warisan ini terus memberi makna baru bagi kehidupan kota modern. Dengan pelestarian yang tepat, identitas kota akan tetap hidup.

Banner Kiri
Banner Kanan